Memento Mori
0-Hello Again...
Beberapa hari ini, pikiran Saya terus terang lagi dipenuhi dengan Stoicm, Stoicm ini merupakah salah satu cabang filsafat dari yunani kuno di mana ajaran yang paling menonjol adalah bagaimana manusia bertindak atau menurut ketaraturan hukum alam yang diselenggarakan yang Ilahi.
Dalam filosofi stoicm, ide memento mori tidak dapat terpisahkan. Kematian merupakan kehendak alam yang sewajarnya tidak perlu untuk ditakuti. Salah satu tokoh Stoic, Marcus Aurelius tidak berhenti merenung tentang ajalnya. Ia kerap kali berpikir tentang betapa singkatnya hidup manusia. Aurelius mengatakan "Biarlah setiap hal yang anda lakukan, katakan, atau maksudkan seperti yang terjadi pada orang yang sekarat." di maksudkan bahwa penting untuk menyerahkan cinta di hidup kita setiap harinya, untuk mengetahui bahwa hari esok tidak pernah dijanjikan dan bahwa yang kita miliki hanyalah bagaimana kita bertindak hari ini. Kaum Stoic biasa merenungkan kematian sepanjang waktu. Memento Mori. Hal ini bukan berarti untuk memberikan ketakutan bahwa hidup kita di dunia ini terbatas, tapi lebih digunakan sebagai pendorong utama untuk menjalankan hidup dengan baik.
Berbeda dengan "Carpe diem" (Seize the Day) dimana teori tersebut lebih mengajak kita untuk menciptakan hidup yang benar-benar hidup, menjalani hidup sehari dengan hidup yang menyenangkan dan lebih dikenang, "memento mori" ini justru tidak melihat dari sisi kesenangan yang didapat manusia dalam sehari saja, melainkan lihatlah dari sisi lain, toh sesenang-senangnya manusia dalam sehari, dalam setahun, dalam puluhan tahun, toh akan mati juga. Jika dalam carpe diem manusia diajak untuk menghabiskan waktu dengan mencari kesenangan dan kepuasan sebanyak mungkin, agar hidup tidak sia-sia, dalam memento mori manusia diajak merenung, berpikir, bahwa kematian tidak dapat dicegah. Serta apa yang bisa kita lakukan untuk mengisi sisa waktu kita agar lebih bermanfaat bagi orang-orang di sekitar kita.
Atas dasar di atas, Saya mencoba mengisi kalender Memento Mori. Kalender yang bersifat mingguan, di mana setiap satu minggu kita hidup maka kita memberikan tanda di kalender tersebut. Menggambarkan bahwa hidup kita telah berkurang satu minggu. Kalender yang Saya pakai habis di umur 80th? apakah Saya berharap Saya sampai umur segitu? Saya sendiripun juga tidak tahu, tp ketika mengisi sampai di umur saya saat ini, yang jelas di estimasi segitu saja, Saya sudah menjalani hampir separuh dari hidup Saya, dan hanya memiliki lebih sedikit dari separuh hidup Saya. Membuat semakin berpikir, apa sebenernya yang saya lakukan selama ini? dan apa yang perlu Saya lakukan ke depannya?
Sidoarjo, 16 Desember 2021
ArilPKurniarsih
Komentar