2017 : My Turning Point
Ga terasa bentar lagi tahun 2017 sudah berlalu. Berbicara mengenai tahun 2017, tahun 2017 bisa dibilang rada complicated buat saya (ah, kata temen2 mungkin "apa yang ga complicated sih buat Aril?", hahaha) but seriously, it’s more complicated than the previous year honestly. Dan sebenarnya inilah yang saya cari. Mungkin.
![]() |
Doc : Istimewa |
Sebenarnya kisahnya berawal sejak akhir 2016. Waktu itu, Saya merasa 2016 bukan salah satu tahun yang menggembirakan buat saya. Bukan jelek sih, cm personally buat saya berjalan biasa saja. Tidak ada keputusan-keputusan yang berarti, tantangan yang mengasah adrenalin atau berasa berjalan dengan sia-sia. Hidup berjalan mulus tanpa rintangan-rintangan yang berarti. Perpaduan bosan, merasa tidak berguna, dan jalan di tempat dalam apapun yang sedang saya lakukan saat itu. Buat sebagian besar orang, kondisi ini sebenarnya tidak ada masalah. Sebagian lagi berpikir, mungkin ini saatnya untuk hidup dengan santai-santai saja. Tapi buat saya ini agak menyiksa. Bukan cerita yang dapat begitu saja saya ceritakan sebenarnya, apalagi di periode tersebut ya, karena tiap mo cerita pasti bawaannya emosi berlebihan gt. Namun karena saya sudah melaluinya, maka ga ada salahnya kan kalo saya berbagi di sini, hehehehe.
Pada saat itu, jam tidur saya ga jelas, yang pasti selalu diatas jam 02.00 dini hari. Tidak jarang bahkan saya tidak tidur sama sekali. Pagi hari ketika berangkat kantor merupakan "neraka" buat saya. Bawaannya cuma pengen ndekem di kamar, ga ngapa2in gt. Bahkan ketemu orang aja males. Gangguan "mata cedutan" pun sering kali menyerang sehingga saya ke dokter saraf untuk memeriksakannya, in case kalo ada hal-hal perlu segera diberikan penanganan gitu. Menurut Dokter, saraf saya mengalami ketegangan. Dokter memberikan resep obat racikan, yang kemudian saya ketahui berupa anti depresan. Alhamdulilah dosis yang diberikan masih rendah, yakni 10mg/kapsulnya. Namun karena efeknya sangat luar biasa (Sekali minum saya langsung tewas hahaha), saya ga terlalu rutin mengkonsumsinya. Saya masih tidak terlalu ambil pusing dengan kondisi ini, sampai suatu malam saya mengalami yang namanya panic attack. Gak ada angin atau hujan, saya tiba2 overthinking atas hidup, dan nangis sesenggukan. Saat itu kondisi down banget banget banget. Namun alam sadar saya masih bisa sedikit mencerna tentang kondisi yang ada, bahwa ini ga bs didiamkan begitu saja. Saya segera men-dial nomor sahabat saya. Saya telepon dia di tengah malam sambil sesenggukan dengan cerita yang terbata-bata. Dia yang juga sebenarnya ga tau pokok permasalahannya hanya mengingatkan saya untuk Wudhu dan mengambil sholat untuk menenangkan diri. Iya, malam itu saya paham bagaimana rasanya terserang rasa panik yang berlebihan.
Dipikir-pikir sebenarnya tidak ada permasalahan yang gimana-gimana sih di periode itu, saya cuma merasa bosan dan tidak berguna saja. Namun efeknya cukup signifikan ternyata. Di periode setelah itu saya cukup lama berpikir bahwa sudah saatnya saya mengambil satu tindakan. Anggap aja sebagai turning point di hidup saya yang menurut saya mulai "biasa-biasa saja" itu. Lama berpikir, saya menyadari kalau saya harus berubah dan berani mengambil langkah. Salah satu keputusan yang saya ambil adalah meminta ke atasan saya untuk dimutasi dari kerjaan saya saat ini. Diskusi awal saya lakukan ke salah satu manager di Divisi saya. Beliau salah satu orang yang tau banget saya di kerjaan kyak gimana dan mentor saya dari jaman saya masih Management Trainee. Sampai akhir diskusi, kami masih belum menemukan titik temu, Saya jelaskan panjang kali lebar kali tinggi pun tidak berpengaruh dan argumentasi saya masih mental di beliau. Kesimpulan yang saya tangkap sebenarnya beliau cuma menganggap saya "bosan" saja. Namun pastinya saya belum cerita mengenai Panic Attack atau problem lain yang lebih detil yang saya alami. Suatu ketika saya mendapat kesempatan untuk diskusi dengan Division Head tempat saya berada. Pada saat itu saya menceritakan dengan panjang lebar mengenai kondisi yang saya alami di tempat kerja, kegelisahan saya, dan pendapat saya mengenai apa yang seharusnya dilakukan berikutnya, kurang lebihnya sebenarnya sama seperti cerita saya ke Mentor saya sebelumnya. Disitu pun saya memberanikan diri memberikan 3 option yang dapat dilakukan dan beliau cukup menerima argumentasi yang saya berikan dan menurut yang bersangkutan, kegelisahan dan pendapat saya cukup valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Menjelang akhir tahun 2016, Hari Jumat, Saya tiba-tiba dipanggil oleh Division Head dan Manager in charge saya saat itu, diberitahukan bahwa ada kesempatan mutasi ke operation di salah satu anak perusahaan. Entahlah ini ada kaitannya dengan cerita saya ke beliau saat itu atau tidak, hahaha. Namun saya merasa waktunya pas aja gt. Waktu yang diberikan kepada untuk berpikir atas opportunity itu pun tidak banyak, 3 hari termasuk hari Sabtu dan Minggu. It means, paling lambat hari Seninnya saya harus membuat keputusan. Di hari Senin pagi, sebenarnya saya sudah punya keputusan, keputusan ini saya ambil setelah berdiskusi dengan orang tua saya, namun terus terang, saat itu anggap saja keyakinan saya sebesar 60%. Untuk semakin memantapkan hati, saya meminta diskusi dengan mentor sekaligus manager saya yang sebelumnya telah saya ceritakan. Disitu Beliau memberikan nasihat-nasihat dan berbagai pertimbangan. Ada beberapa hal yang terus terang saya pertanyakan kepada beliau. Dan dengan jawaban beliau, menambah keyakinan saya untuk menerima kesempatan yang diberikan menjadi 80%. Terus terang, masih ada sedikit keraguan dalam benak saya sebenarnya, namun pada saat itu saya berpikir paling ga saya mencoba kan?
Tuhan tahu apa yang baik dan tidak baik buat Hambanya kan? ternyata proses perpindahan saya kurang berjalan mulus. Singkat kata, saya masih menjalankan fungsi sebagai Auditor di awal tahun 2017 ini. Dibilang kecewa mah ada ya.. namun dibilang lega pun juga ada, karena dr awal sebenarnya saya emang ragu kan? namun paling ga, saya udah nyoba, jd itu bikin lega. Awal tahun 2017 saya jalani dengan biasa-biasa aja sih, ga terlalu ada perbedaan berarti dari tahun 2016. Namun saya mendapatkan kesempatan di sebuat project yang menjadi concern Divisi di awal tahun ini. Dan atas project inipun saya mendapat kesempatan kedua. Untuk mutasi :) Namun karena harus konsentrasi di project ini, penawaran ini masih belum serius sampai ketika project kelar di pertengah tahun mulai ditindaklanjuti oleh atasan saya. Kali ini proses mutasi berjalan dengan lancar dan turning point saya dimulai di akhir Juli 2017. Iyah, saya officially moved to another corporate in my company. on August 2017. Yes, i'm not an Auditor anymore, but as a Treasurer.
Moving fo another corporate di perusahaan saya ga bs dibilang mudah. Apalagi buat saya yang biasanya ngaudit (and please bold this one, Auditor is my dream, about this you can read on my prev blog and for 6 years i think i was very into this job , hahaha) menjadi pelaksana. Kaca mata yang dipakaipun juga tidak boleh sama. Paling ga, saya belajar banyak di sini. Bagaimana memappingkan suatu operasional plus man power yang available di dalamnya, mengenal istilah-istilah keuangan yang saya dengar untuk pertama kalinya, bekerja sama dengan orang-orang yang totally different dengan tempat saya sebelumnya, dan tantangan terbesarnya adalah mengubah kaca mata auditor menjadi pelaksana di operation. Ah, being a new you is never easy right?. Keluar dari comfort zone pun pasti penuh dengan dinamika. Namun untuk maju dan moving forward memang ada harganya kan? So thats why i said 2017 is another turning point for me. I cant wait to see you 2018, I cant wait for another story. Gud Luck for me wish me can face this challenge and i hope you can face another challenge as well on the next year!
Arillia P Kurniarsih
Dec 27th 2017
Komentar