Yeah, we're in a state of trying (to get discount) in Jakarta
Hmm... Ada cerpen Ika Natassa yg judulnya critical eleven yg menceritakan obrolan 2 tokohnya di pesawat ttg Jakarta. Satu tokoh cewek menyatakan ketidaksukaannya akan Jakarta yang macet, kumuh, jorok, banjir dsb. Sedangkan tokoh satunya, Ale, menyatakan sebaliknya. Dia sangat mencintai Jakarta karena disana semua orang berada in state of trying. Try to get home, money, job, discount, dsb. Itulah yg menjadikan Jakarta itu unik. Sebuah kota yang orang2nya berada dalam kebingungan. Antara menjadi modern dan tetap mempertahankan culture nya.
Saya amat sangat membutuhkan long coat. Survey di bbrp tempat, yah tau sendiri lah harga long coat itu sekitaran berapa. Yg jelas berada di atas 1jt dengan kualitas yg bagus. Sayang bgt kan ngeluarin duit segitu "hanya" untuk coat. Eh tiba2 kemarin saya dapat email dr HSBC visa platinum yg menyelenggarakan event pemberian discount 50% untuk pembelanjaan maksimal senilai Rp 2jt sehingga maksimal discount sebesar Rp 1jt di 2 tenant okeh yg disitu pula terdapat coat2 inceran saya. Syaratnya mudah, hanya untuk 50 visitor pertama di jam 18.00 - 20.00 di tenant B. Dan 20.00 - 22.00 di tenant A. Saya yg kepengen bgt beli coat di situ pastinya semangat bgt dong ikutan. Padahal jarak mall tempat diadakan event ini dr tempat saya lumayan jauh. Mal nya di Jakarta Barat, dan saya di Jakarta Utara. Namun demi discount, yah okelah. Jadilah saya berangkat kesana jam 14.15 dr apartemen. Sesampainya di mall penyelenggara ini, kami sibuk window shopping di bbrp tenant, sampai menemukan tenant B. Dan itu sekitar pukul 15.30 alangkah kagetnya kami krn sudah ada orang yg antri demi masuk ke dalam 50 orng pertama.
Kami masih tenang sih, sambil beranggapan ini orang lebay bgt. Karena saya jg belom memutuskan membeli di tenant A atau B kami bermain strategi. Milih2 dlu mana yg akan dibeli baik di tenant A/B dan memilah krn ga memungkinkan untuk antri di 2tempat sekaligus. Menimbang dan memilih, kami memutuskan membeli di tenant B krn harganya lumayan lbh murah dr tenant A (harga coat di tenant B rata2 50% lbh murah dr tenant A). Jadilah kami antri di tenant B dr jam 16.00 untuk pembelian yg dibuka pukul 18.00. Setengah jam kemudian, total pengunjung yang antri sudah 50an orang. Gilak! Demi diskon 50% ga tua ga muda rela antri berjam2. Selama antri kami mendengar pembicaraan orang2 disana. Tante2 di depan kami, antri dengan 2anak cowoknya. Di mana 1 anak conya ada yg antri di tenant A, satu anaknya lg memilih2 di tenant B, si ibu antri bersama kami. Mereka bergantian gt ceritanya. Jadi ketika pkul 18.00 si ibu langs ke Kasir, bayar, dan bs langsung segera ke tenant A.
Ada lagi tante2, bersama anak co nya yg remaja, dan suaminya. Ketika pengecekan point reward (krn untuk ikut program ini harus menukarkan 50 point reward) total poin yg dimiliki berjumlah ratusan ribu. Bayangkan aja gimana seringnya keluarga ini pake kartu kreditnya. Keluarga ini juga bergantian memilih dan antri. Menurut pembicaraan mereka, total belanjaan mrk sekitar 2,2jt namun dengan sangat gembira si Ibu menyatakan ke suaminya biaya yg harus mereka keluarkan untuk belanjaan itu "hanya" 700rb. Ada lagi ibu2 yg baru datang, menanyakan ada program apa, trus ikutan antri. Beliau mengabari seluruh sanak saudaranya dan mengumpulkan HSBC visa platinum yg mereka punya. Total ada 5 kartu dan bs digunakan untuk total pembelanjaan 10jt dengan maks diskon 5jt. Bukan jumlah yg sedikit untuk belanja mendadak bukan? Rasionalisasi ibu ini, kapan lagi beli di tenant B total 10jt tapi saya cm bayar 5jt. Padahal belom tentu loh pada saat ini si ibu jg butuh barang2 ini kan?
Ini baru cerita 3 keluarga di depan dan belakang saya. Belum cerita yg lain. Program ini memang sangat menggiurkan. Namun saya semangat, ya krn saya butuh coat. Kalo ga ya males bgt antri. Disadari apa ga, hal ini ya mendorong kita untuk konsumtif. Teman saya yg awalnya ga terlalu berniat belanja, jadinya harus mengeluarkan dana sebesar 900rb untuk belanjaan hampir 2jt. Saya? 750rb untuk total belanja 1,5jt. Bagi kami dan semua orang2 yg antri ini, antri 2jam sampe kali pegel mah ga masalah demi diskon 50%. Padahal belanja 750rb atau berjuta2 pun setelah diskon juga bukan total uang yg sedikit. Yah inilah warga Jakarta. Konsumtif namun menolak dibilang konsumtif. Menyangkal bahwa ya, saya butuh, dan it's worth!
Disadari atau tidak, disengaja atau tidak, saya telah menjadi bagian darinya.
ArilPKurniarsih
Saya amat sangat membutuhkan long coat. Survey di bbrp tempat, yah tau sendiri lah harga long coat itu sekitaran berapa. Yg jelas berada di atas 1jt dengan kualitas yg bagus. Sayang bgt kan ngeluarin duit segitu "hanya" untuk coat. Eh tiba2 kemarin saya dapat email dr HSBC visa platinum yg menyelenggarakan event pemberian discount 50% untuk pembelanjaan maksimal senilai Rp 2jt sehingga maksimal discount sebesar Rp 1jt di 2 tenant okeh yg disitu pula terdapat coat2 inceran saya. Syaratnya mudah, hanya untuk 50 visitor pertama di jam 18.00 - 20.00 di tenant B. Dan 20.00 - 22.00 di tenant A. Saya yg kepengen bgt beli coat di situ pastinya semangat bgt dong ikutan. Padahal jarak mall tempat diadakan event ini dr tempat saya lumayan jauh. Mal nya di Jakarta Barat, dan saya di Jakarta Utara. Namun demi discount, yah okelah. Jadilah saya berangkat kesana jam 14.15 dr apartemen. Sesampainya di mall penyelenggara ini, kami sibuk window shopping di bbrp tenant, sampai menemukan tenant B. Dan itu sekitar pukul 15.30 alangkah kagetnya kami krn sudah ada orang yg antri demi masuk ke dalam 50 orng pertama.
Kami masih tenang sih, sambil beranggapan ini orang lebay bgt. Karena saya jg belom memutuskan membeli di tenant A atau B kami bermain strategi. Milih2 dlu mana yg akan dibeli baik di tenant A/B dan memilah krn ga memungkinkan untuk antri di 2tempat sekaligus. Menimbang dan memilih, kami memutuskan membeli di tenant B krn harganya lumayan lbh murah dr tenant A (harga coat di tenant B rata2 50% lbh murah dr tenant A). Jadilah kami antri di tenant B dr jam 16.00 untuk pembelian yg dibuka pukul 18.00. Setengah jam kemudian, total pengunjung yang antri sudah 50an orang. Gilak! Demi diskon 50% ga tua ga muda rela antri berjam2. Selama antri kami mendengar pembicaraan orang2 disana. Tante2 di depan kami, antri dengan 2anak cowoknya. Di mana 1 anak conya ada yg antri di tenant A, satu anaknya lg memilih2 di tenant B, si ibu antri bersama kami. Mereka bergantian gt ceritanya. Jadi ketika pkul 18.00 si ibu langs ke Kasir, bayar, dan bs langsung segera ke tenant A.
Ada lagi tante2, bersama anak co nya yg remaja, dan suaminya. Ketika pengecekan point reward (krn untuk ikut program ini harus menukarkan 50 point reward) total poin yg dimiliki berjumlah ratusan ribu. Bayangkan aja gimana seringnya keluarga ini pake kartu kreditnya. Keluarga ini juga bergantian memilih dan antri. Menurut pembicaraan mereka, total belanjaan mrk sekitar 2,2jt namun dengan sangat gembira si Ibu menyatakan ke suaminya biaya yg harus mereka keluarkan untuk belanjaan itu "hanya" 700rb. Ada lagi ibu2 yg baru datang, menanyakan ada program apa, trus ikutan antri. Beliau mengabari seluruh sanak saudaranya dan mengumpulkan HSBC visa platinum yg mereka punya. Total ada 5 kartu dan bs digunakan untuk total pembelanjaan 10jt dengan maks diskon 5jt. Bukan jumlah yg sedikit untuk belanja mendadak bukan? Rasionalisasi ibu ini, kapan lagi beli di tenant B total 10jt tapi saya cm bayar 5jt. Padahal belom tentu loh pada saat ini si ibu jg butuh barang2 ini kan?
Ini baru cerita 3 keluarga di depan dan belakang saya. Belum cerita yg lain. Program ini memang sangat menggiurkan. Namun saya semangat, ya krn saya butuh coat. Kalo ga ya males bgt antri. Disadari apa ga, hal ini ya mendorong kita untuk konsumtif. Teman saya yg awalnya ga terlalu berniat belanja, jadinya harus mengeluarkan dana sebesar 900rb untuk belanjaan hampir 2jt. Saya? 750rb untuk total belanja 1,5jt. Bagi kami dan semua orang2 yg antri ini, antri 2jam sampe kali pegel mah ga masalah demi diskon 50%. Padahal belanja 750rb atau berjuta2 pun setelah diskon juga bukan total uang yg sedikit. Yah inilah warga Jakarta. Konsumtif namun menolak dibilang konsumtif. Menyangkal bahwa ya, saya butuh, dan it's worth!
Disadari atau tidak, disengaja atau tidak, saya telah menjadi bagian darinya.
ArilPKurniarsih
Komentar