Absurdoo Paradisoroom
ABSURDOO PARADISOROOM
"... Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya dapat kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan."
Ku coba semua, segala cara
Definisi mobil idaman menurut saya dlu adalah Honda Jazz (untuk mobil kecil) dan CRV (untuk mobil keluarga). Namun kalo ditanya sekarang ditanya mobil idaman saya apa, saya akan mengatakan Mini Cooper untuk mobil kecil atau Harrier/BMW CX5 untuk mobil keluarga. Karena saya tau sekarang bahwa Mini Cooper itu lebih lucu secara model drpd Jazz. Nah, ini maksudnya td. Saya tahu apa yang tidak saya miliki ketika saya datang jakarta (hey, mobil itu cuma contoh... awas aja kalo ada yang bilang, lha tanpa ada di Jakarta kalo km buka2 internet ya pasti tau mobil2 tadi, ah, itu beda ya...). Jakarta itu Surga yang Absurd. Kita seperti melihat Jakarta sebagai Surga, namun semakin kita merasuk ke dalamnya, kita akan terus mencari-cari kita mau apa, untuk mencapai yang namanya bahagia. Yap, this is Jakarta. An Absurdoo Paradisoroom saya, dan mungkin juga Anda :)
"... Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya dapat kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan."
Kau membelakangiku
Ku nikmati bayangmu
Itulah saja cara yang bisa
Untuk kumenghayatimu
Untuk mencintaimu
Sesaat dunia jadi tiada
Hanya diriku yang mengamatimu
Dan dirimu yang jauh di sana
Ku tak kan bisa lindungi hati
Jangan pernah kau tatapkan wajahmu
Bantulah aku semampumu
(Rasakanlah)
Isyarat yang sanggup kau rasa
Tanpa perlu kau sentuh
(Rasakanlah) Harapan, impian,
Yang hidup hanya untuk sekejap
(Rasakanlah) Langit, hujan,
Detak, hangat nafasku
(Rasakanlah)
Isyarat yang mampu kau tangkap
Tanpa perlu kuucap,
(Rasakanlah) Air, udara,
Bulan, bintang
Angin, malam,
Ruang, waktu, puisi
Itulah saja cara yang bisa
Untuk menghayatimu
Untuk mencintaimu.
Ada yang tua lagu itu lagu siapa?
Hanya Isyarat dari Dewi Lestari. Namun di cover oleh Drew untuk soundtrack film yang berasal dari Buku Rectoverso yang juga penulisnya si Dewi Lestari.
Menurut saya hasil cover drew ini keren abis. Mereka membuat lagu Hanya Isyarat yang awalnya mendayu2 yang yang super slow menjadi suatu lagu dengan genre yang cozy khas Drew.
Gak usah dijelaskan panjang kali lebar deh ya mengenai arti lagunya, karena memang gamblang tersirat di sana. Cuma, buat yang ga tau kalimat pengantar di awal lagu tadi, itu diambil dari cerita Hanya Isyarat di buku Rectoverso Ceritanya si ce (atau co) sebut aja A, dia mencintai seseorang yang hanya bs nimati sebatas punggungnya. dan kondisi itu bener2 kasihan, kenapa karena dia tau seseorang yang dia cintai td tidak hanya sebatas punggung kan? dia punya mata, rambut, otak, kecerdasan, dan lain sebagainya. Diluar cerita tadi, sebenarnya si A ini punya temen sebut aja namanya si B, dia hidup tidak berkecukupan, anggap aja bener2 kekurangan. Satu-satunya yang dia tahu tentang ayam adalah punggungnya, karena selama ini Ibunya hanya membelikan punggung ayam saja sebagai lauk. Si B besar tanpa tahu bahwa ayam memiliki bagian lain selain tubuh. Kesimpulannya si B tadi lah yang sebenarnya berbahagia, karena dia hanya bisa memiliki apa yang bisa dia miliki. sedangkan si A, dia tidak akan merasa bahagia secara sempurna, karena dia tau apa yang dimiliki sebenernya banyak hal, tidak hanya punggungnya saja. :)
Wait, jangan beranggapan saya jadi ekstra melankolis dan menceritakan bahwa saya sedang patah hati... hahahaha ga lah... sebenernya saya pengen menghubungkan cerita dan lagu di atas dengan kehidupan di Jakarta. Nah loh, nyambungnya gimana? gini loh...
Jakarta adalah kota di mana segalanya ada, mau makanan pinggir jalan, atau makanan di restaurant mahal kelas dunia, ada. Pakaian dengan merk Zara, Mango, sepatu louboutin, atau pakaian second di kedai-kedai Pasar Senen, ada. Orang-orang dari daerah singgah gila-gilaan ke Jakarta, merasa bahwa di sini mereka akan menemukan kebahagiaan. Akhirnya mereka singgah dengan pekerjaan yang tidak terlalu mumpuni, okelah kalo mencukupi, namun dia bisa jadi masih susah untuk mendapatkan apa yang dia lihat di Jakarta. Emangnya masih bs gt beli apapun yang dia bs liat di Jakarta? Gak!
ArilPKurniarsih
Komentar