Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Kontribusi atau Cuma “Busy”

“ Memilih, berarti bertanggung jawab terhadap pilihannya”* Kalimat tersebut kembali terngiang-ngiang di dalam pikiran saya ketika saya membaca artikel lama yang saya dapat ketika training leadership di kantor yang berjudul “Kontribusi atau Cuma Busy” yang ditulis oleh Anthony Dio Martin. Mengapa? Karena hal tersebut mengingatkan saya ketika saya semester III kuliah dulu. Masa di mana saya memilih, iya, memilih untuk memproyeksikan diri saya untuk nantinya menyandang profesi Auditor khususnya Internal Auditor di 3 tahun mendatang. Dan disinilah saya berdiri saat ini, menjadi Auditor salah satu perusahaan (yang katanya) raksasa terbesar di Indonesia. Menjadi auditor di perusahaan sebesar perusahaan saya ini pastinya sedikit banyak membawa kebanggaan, senantiasa “dianggap” lebih sukses oleh sebagian besar kawan, pastinya dirasakan oleh tidak sedikit dari kita semua. Namun terdapat hal yang tidak terlalu dipahami oleh kawan-kawan kita tersebut. Bekerja di perusahaan sebesar ini juga ...

What If....

Rumput tetangga entah kenapa selalu nampak hijau. Hmmm.. bisa jadi mungkin iya, namun bisa jadi pula sebaliknya, pandangan kita sedang diburamkan oleh tabir lain yang entah tidak terlihat mata atau memang sengaja ditutupi oleh si empunya. Atau kita memang tidak dapat berpikir secara holistik, hanya memikirkan apa yang tidak kita miliki saja, sehingga jika melihat yang lain memiliki apa yang kita inginkan kita hanya merasa iri ataupun kecewa dengan diri sendiri. Ah, janganlah terlalu keras pada diri sendiri, katanya. Cuma tolong beritahu saya, bagaimana caranya?

DAMAI

Berdamailah dengan anganmu sendiri... Kadang, semua itu hanyalah semu. Bisa membuat kelu... Dan tergugu....

Karena Mereka Bilang Benar

Di Indonesia, mungkin bunuh diri akan dianggap benar, jika semua orang mengatakan bahwa bunuh diri adalah benar. Meskipun setelah dijelaskan berkali-kali, logika mereka sebenarnya mengatakan sebaliknya. Namun karena semua mengatakan benar, maka dia akan tetap berpikir bahwa itu benar.  Pada akhirnya, semua membenarkan yang salah, karena mereka semua bilang bahwa hal itu benar.

Ijinkan Saya menjadi Munafik

Gambar
Menurut istilah di Islam, ciri-ciri orang munafik itu ada 3. Yakni, jika berkata selalu berdusta, jika berjanji akan mengingkari, dan jika di percaya akan berkhianat. Namun buat saya, munafik sendiri bertambah cirinya, yakni jika tidak menyukai sesuatu kejadian atau keadaan, ia akan berkata atau menampilkan sikap yang sebaliknya. Dokumentasi : Istimewa Bagi orang-orang yang berada di sekeliling saya, melihat saya itu katanya seperti membaca buku yang sedang terbuka. Saat bahagia, atau sedih pasti akan langsung tampak di depan mata. Kalo ada yang masih mengganjal di kepala, pasti akan tampak di wajah. Kalo suka akan suka sekali, dan kalo tidak suka, tidak akan segan untuk menyampaikan ke seisi dunia. Istilahnya ekspresif gitu. Sebagian mengatakan, sifat ini adalah salah satu sifat kekanak-kanakan. Karena tidak akan bisa menyembunyikan perasaan. Saya menolak pendapat ini. Menurut saya, sikap terbuka ini adalah salah satu sikap yang tidak munafik, sikap yang mengedepankan ke...

Bajrangi Bhaijaan (Bukan Review Film)

This is my first post on 2015. Yeah... setelah di tahun lalu (rada) produktif posting, taun ini rada blendes. Terbukti baru berniat posting di bulan Juli (akhir) hahaha. Ga sibuk gimana-gimana sih ya,,, cm ya ga tau ga pengen aja gitu. Oke, saat ini niat posting karena ada beberapa alasan : 1. Udah lama ga posting 2. Ga ada kerjaan 3. Ada banyak yang pengen disampein 4. Baru isi kuota internet 5. Baru liat film yang bagus.  Nah, 5 alasan tadi cukup lah ya menerangkan kenapa saya jd niat nulis kali ini :)) Ini bukan review film. Sekali lagi, bukan review. Karena saya bukan reviewer film-film yang gimana gt. Saya cuma pengen cerita tentang (salah satu) film yang saya tonton di minggu ini. Film ini film India (stop! jangan ketawa) judulnya Bajrangi Bhaijaan. Ceritanya, tentang seorang anak Pakistan (yang pastinya beragama Islam) yang bernama Shahida (Harshaali Malholtra) yang tinggal di suatu desa bernama Sultanpur di daerah Kashmir Pakistan yang sejak lahir tidak...